suratkabar.com

Japanese Yakimono
Bali Incense

Domain For Sale

suratkabar.com

News Indonesia SuratkabarCom

The Latest News.....

Prangko hPrismah dalam Dunia Perposan
28/12/2003 (21:00)

Oleh LYSTER MARPAUNG

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Dunia perposan beberapa tahun terakhir ini melahirkan banyak temuan baru dengan melakukan inovasi-inovasi. Itu dilakukan agar dunia perposan, yang sangat terkenal berjalan dan bergerak secara manual tersebut, tidak terlindas kecanggihan dunia teknologi dewasa ini.

Persaingan yang cukup tajam dalam dunia industri jasa pos di belahan dunia mana pun saat ini memacu upaya pos untuk senantiasa meningkatkan layanannya. Kebutuhan pelanggan kian bervariasi dan menuntut pelayanan yang tidak sekadar memenuhi kebutuhan akan fungsinya, tetapi sudah lebih dari itu, para pelanggan menginginkan pelayanan lebih berupa kemudahan, keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu.

Dalam menyiasati persaingan yang sangat tajam dalam industri jasa komunikasi ini, pos di dunia saat ini bekerja ekstra keras dalam melakukan pembenahan diri. Kehadiran teknologi informasi yang cukup deras saat ini tidak bisa dielakkan sehingga secara alamiah terjadi pergeseran minat. Itu terjadi karena munculnya substitusi yang menjadi pilihan baru dengan memanfaatkan kecanggihan Teknologi Informasi (TI) seperti handphone dan internet berdampak sangat luar biasa dan banyak memberi kemudahan baik dalam kontrol, kecepatan, dan ketepatan serta persaingan.

Salah satu produk yang diluncurkan dunia perposan dewasa ini adalah produk layanan Prisma yang merupakan paduan antara pengetahuan tradisional dengan teknologi digital. Belum semua adminstrasi pos di dunia memiliki produk baru ini.

Di dalam negeri, Pos Indonesia secara agresif dengan cepat menangkap produk baru yang kini tengah "ngetrend" dan digandrungi di dunia saat ini terutama bagi kalangan filatelis, eksekutif, legislatif, dan para pesohor. Bukan hanya Prisma, Pos Indonesia juga mengembangkan produk lain yang sifatnya memberikan kemudahan layanan terhadap masyarakat seperti Executive Greeting Card.

Prisma adalah singkatan dari Prangko Identitas Milik Anda, diakui masih belum banyak dikenal di Indonesia kecuali orang-orang tertentu yaitu mereka yang bergelut dalam dunia filateli. Produk itu lahir untuk mengimbangi kecanggihan dunia teknologi saat ini.

Prisma diperkenalkan pertama kali oleh Australia Post pada kesempatan "Australia 99" pameran filateli sedunia yang diadakan di Melbourne Australia pada tanggal 19 s.d. 24 Maret 1999, dengan sebutan "Personalised Stamp". Konsep Australia Post untuk meluncurkan prangko yang memiliki identitas pribadi didukung oleh teknologi yang merupakan kombinasi teknologi cetak yang sudah lazim dikenal dengan kecanggihan proses digital.

Indonesia merupakan negara kedua setelah Australia yang memperkenalkan Personalised Stamp-nya. Saat ini, di dunia, baru 13 negara yang memilikinya, yakni: Australia, Indonesia, Swiss, Singapura, Thailand, Kanada, Irandia, Inggris Raya, Prancis, Hongkong, Belgia, Selandia Baru, dan Jepang.

Sekadar mengingatkan, Prisma produk yang diluncurkan Pos Indonesia ini pernah mengundang pro dan kontra ketika seorang penyanyi dangdut ratu "ngebor", Inul Daratista diabadikan dalam prangko ini. Inul Daratista, putri kelahiran Pasuruan Jawa Timur itu, disebutkan tidak layak dan tidak pantas diabadikan dalam prangko ini.

Inul bukanlah seorang tokoh nasional atau tokoh internasional yang hidup ataupun yang sudah meninggal sebagaimana layaknya dalam kriteria yang berhak diabadikan dalam sebuah prangko. Padahal, Prisma bukanlah prangko definitif yang diterbitkan semata-mata untuk pelunasan porto dan bea jasa pos. Akan tetapi, Prisma adalah prangko yang diterbitkan dalam komposisi bergandengan dengan tab yaitu bidang kosong yang disediakan untuk memuat gambar identitas.

Prisma yang mampu menampilkan gambar atau foto pengirim kartu tersebut atau identitas lainnya yang dikehendaki oleh pemesan dalam lembaran prangko asli (bukan sekadar kertas atau kertas mirip prangko). Oleh karena itu, Prisma dapat dipakai sebagai alat pemrangkoan seperti mengirim surat, kartu pos, atau kiriman pos lainnya, karena memenuhi persyaratan prangko yaitu; memuat nama negara penerbit, tahun penerbitan, mencantumkan nilai nominal, dan dicetak dengan proses cetak security printing di atas security paper. Berbeda dengan prangko yang dipisahkan dengan perforasi atau tanda lain dan ukuran tab maksimal sama dengan ukuran prangko.

Sepintas memang tidak ada perbedaannya sehingga bagi mereka yang tidak menggeluti dunia filateli (penggemar prangko) pasti tidak mengerti bahkan pegawai pos sendiri juga banyak yang tidak mengenalnya karena Prisma diproduk hanya di kota-kota besar di Indonesia. Itu barangkali merupakan suatu kekurangan Pos Indonesia yang tidak begitu gencar dalam memasyarakatkan produk ini kepada masyarakat luas.

Di dunia internasional, Prisma cukup dikenal bahkan sangat diminati. Para tokoh, filatelis, pesohor, para anggota senat, dan masyarakat umum lainnya memanfaatkan Personalised Stamp ini untuk kepentingan kampanye dan kepentingan-kepentingan lainnya dalam memperkenalkan dirinya kepada masyarakat luas, serta membalas surat-surat dari penggemarnya, bila dia seorang pesohor. Para gubernur yang secara geografis jauh dari masyarakatnya menggunakan Personalised Stamp. Bahkan, di beberapa negara di dunia, Personalised Stamp ini sudah merupakan primadona pendapatan dan andal bagi administrasi pos-nya.

Sementara itu, di Indonesia yang merupakan negara kedua di dunia yang telah memperkenalkan Prisma, bila diibaratkan kepada manusia, dapat dikatakan masih bayi yang mulai menjadi anak-anak dan tidak tahu kapan dewasanya. Tahun 1999, Pos Indonesia hanya memperoleh pendapatan dari Prisma Rp 242,5 juta, tahun 2000 sebesar Rp 1,4 miliar, tahun 2001 sebesar Rp 1,002 miliar, kemudian tahun 2002 naik menjadi Rp 1,7 miliar. Pada tahun 2003 ini, Pos Indonesia memprediksi pendapatannnya dari sektor tersebut sebesar Rp 5,4 miliar dan tahun 2004 sebesar Rp 7 miliar.

Khusus di Wilayah Usaha Pos (Wilpos) I Medan Sumatra Utara, layanan yang satu ini cukup diminati. Hal itu terbukti dari pendapatan yang diperoleh sejak dioperasikannya mulai 10 November 2003 s.d. 14 Desember 2003 sebesar Rp 217.757.000,00. Target yang diberikan sebesar Rp 245 juta, sudah tercapai 89%. Sisa target yang harus dicapai tahun 2003 ini diperkirakan akan tercapai pada sisa akhir tahun 2003 ini.

Seperti dikemukakan Kepala Wilayah Usaha Pos I Medan Sumatra Utara, Andang Wijaya, pendapatan yang diperoleh tersebut berkat kerja keras jajarannya yang melakukan sosialisasi dan "jemput bola" kepada masyarakat.

Di wilayah ini, Prisma sudah dimanfaatkan instansi pemerintah/swasta, institusi pendidikan, keagamaan, perbankan, dan perhotelan. Tak kurang dari Gubernur Sumatra Utara, para Wali Kota dan Bupati juga sudah memanfaatkannya. Yang masih digarap untuk kalangan remaja, untuk momen ucapan selamat Valentine Days. Bagi pihak pertokoan dan institusi keagamaan, untuk momen ucapan Selamat "Imlek" serta masyarakat luas, untuk momen sebaga suvenir atau kenang-kenangan. Demikian juga partai-partai untuk momen Pemilu 2004.

Melihat perkembangan Prisma yang begitu pesat di administrasi pos dunia internasional, membuat mata Pos Indonesia terbuka sehingga dalam tahun 2003 ini Pos Indonesia menambah mesin cetak menjadi 24 buah. Semula, Pos Indonesia baru mengoperasikannya di tujuh titik atau kota-kota besar di Indonesia dengan lima mesin cetak, kini mereka sudah melayani di 16 titik dengan 24 mesin cetak. Semua pulau, mulai dari Sumatra sampai ke Irian, sudah terlayani.

Dari Inul sampai Menteri

Keterbukaan mata jajaran Pos Indonesia yang melihat bahwa Prisma merupakan suatu bisnis yang menjanjikan, maka jajaran pos sudah mulai bergerak dan melakukan sosialisasi Prisma. Kini, Prisma sudah mulai diminati, bahkan mulai dari artis kondang Inul Daratista, para wali kota dan bupati, gubernur, bahkan sampai ke tingkat menteri sudah memanfaatkannya.

Seperti diungkapkan Direktur Utama Pos Indonesia, Alinafiah, Pos Indonesia kini mulai menciptakan layanan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat seperti yang dilakukan pasar swalayan dan mal-mal. Kecenderungan pasar dewasa ini menciptakan kemudahan-kemudahan. Di mal-mal, dewasa ini sangat mudah diperoleh, apa pun ada di sana yang penting ada uang dan biasanya masyarakat tidak mempermasalahkan soal harga atau tarif. Untuk menuju ke arah itu, Alinafiah selalu berprinsip bahwa kualitas adalah sasaran utama, pelayanan terbaik adalah tugas, kewajiban, serta komitmen setiap jajaran, katanya.

Prisma juga disebutkan menciptakan kemudahan, layanan ini sangat praktis dan mudah, bisa disandingkan dengan layanan Executive Greeting Card. Sebagai contoh, seorang gubernur yang baru dilantik atau yang sudah lama, sudah pasti warganya secara pribadi ingin mengenalnya. Dengan mengirimkan surat melalui layanan yang disandingkan dengan membubuhkan foto diri, sang gubernur otomatis akan dikenal.

Kemudian, kegunaan lainnya, para gubernur bisa sambil bersilaturahmi dengan masyarakatnya di mana pun berada di pelosok Nusantara ini dan meminta saran maupun pendapat bahkan laporan mereka atas subsidi-subsidi yang kemungkinan tidak sampai ke desa mereka. Untuk itu, Gubenur Jawa Barat Danny Setiawan menyambut baik tawaran maupun ide yang disampaikan Pos Indonesia sehingga antara gubernur dengan Pos Indonesia telah melakukan kerja sama untuk keperluan seperti ini melalui Prisma. Atas kerja sama ini, Pos Indonesia telah membuatkan satu kotak surat dengan kode "Jabar Satu". Segala saran maupun keluhan warganya dapat disampaikan melalui suatu kemasan Prisma maupun Executive Greeting Card. Surat dari warga itu dijamin sampai ke gubernur, sebab di salah satu halaman surat gubernur itu disediakan untuk balasan yang dilengkapi dengan prangko balasan.

Para Bupati di Jawa Barat juga sudah banyak yang mengikuti jejak gubernurnya karena hal semacam ini dianggap efisien dan efektif, karena Pos Indonesia melakukan "jemput bola" dalam penanganan pengiriman dan penerimaan balasan surat tersebut. Demikian juga halnya dengan gubernur dan para wali kota di Jawa Timur, hal itu juga sudah dilakukan. Bahkan, Meneg BUMN Laksamana Sukardi, pada Lebaran tahun ini menggunakan Prisma dalam melakukan silaturahmi kepada para keluarga dan para kerabat serta ucapan selamat Idulfitri.

Penggunaan lainnya, Prisma juga sangat tepat untuk dipergunakan para calon legislatif, anggota DPR, maupun DPRD karena sistem Pemilu DPR sekarang ini langsung memilih orangnya, dengan menggunakan Prisma sangat cocok, tepat, dan efektif. Khusus kepada artis sebagaimana yang telah dilakukan Inul Daratista, layanan Prisma adalah sarana yang paling tepat untuk jumpa fans. Tidak perlu repot berfoto dua kali dan membubuhkan prangko untuk mengirimkannya, dengan Prisma sudah tercantum di dalamnya semua. Prisma bernominal Rp 1.000,00 dengan harga jual Rp 20.000,00 dan terdiri atas 20 keping dalam satu lembarnya.

Layanan yang disandingkan antara Prisma dengan Executive Greeting Card, memperoleh kemudahan lainnya dengan mengirimkan kartu Lebaran ke keluarga, relasi, dan siapa saja tidak perlu repot-repot lagi mulai dari mencetak kartu, menulis alamat yang akan dituju, dan mengirimkannya ke kantor pos. Semua proses tersebut, termasuk mengetik alamat bisa diambil alih pegawai pos, sedangkan pengirim tinggal menghubungi kantor pos terdekat dan menyerahkan alamat yang akan dikirim.

Inilah Prisma dan Executive Greeting Card, layanan terkini di dunia perposan saat ini, diciptakan untuk mengantisipasi permintaan pasar dan tuntutan zaman agar dunia perposan di dunia tidak terlindas oleh kecanggihan teknologi dan tidak hilang ditelan zaman.***

*) Penulis pemerhati masalah Pos

Pikiran Rakyat, 28 Desember 2003


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2005 © SuratkabarCom Online