Sejarah Berita Filateli (BERIFIL)
01/06/2002 (00:00)

TOKYO (LoveIndonesiaPhilately) - Sejak lama buletin filateli di Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) sudah ada yang dipimpin sampai dengan 1978 oleh dr. Rudy Salan, dan dibantu oleh A.Soesantio, dan Agus Kurniawan. Ilustrator dilakukan oleh Suharsini Soetopo.

Richard Susilo menjadi angota PFI tahun 1973 dan tahun 1976 mulai aktif di kepengurusan PFI Cabang Jakarta. Tahun 1977 mulai membantu Redaksi buletin filateli. Tahun 1978 menjadi Pengurus PFI Jakarta di Seksi remaja sekaligus membantu terus penerbitan buletin filateli.

Setelah dirundingkan dengan semua Redaksi termasuk dr. Rudy Salan, sekitar tahun 1978 diberinama Berita Filateli dengan logo seperti tercantum di sini. Karena panjang, maka disingkat BERIFIL dan tanggal 29 Maret 2002 (HUT PFI atau hari Filateli Indonesia) diambillah domain BERIFIL.COM hingga saat ini. Domain ini bisa hilang apabila tak ada yang melanjutkan dan tak membayar iuran tahunan sekitar USD10 (sepuluh dolar AS).

Richard Susilo menjadi anggota Redaksi BERIFIL resmi mulai tanggal 7 September 1980. Lalu mulai akhir tahun 1984 menjadi Pemimpin Redaksi BERIFIL sampai dengan tahun 1993.

Lihat Contoh Halaman muka atas BERIFIL saat itu yang terbit selalu teratur setiap bulan, meskipun isi berubah-ubah jumlah halamannya.

Kata "Penyalur Aspirasi Filatelis Indonesia" adalah inisiatif Richard Susilo sebagai moto buletin tersebut yang sempat distensil, lalu difotocopy dan juga dicetak.

Jumlah cetak dan pengiriman BERIFIL sekitar 400 eksemplar yang dikirimkan ke semua anggota PFI Cabang Jakarta, kalangan Pos Indonesia, Direktorat Jenderal Postel, Perum Peruri, dan semua pihak yang terkait dengan aktivitas filateli di Indonesia. Pengiriman anggota PFI Cabang jakarta bukan berarti hanya di Jakarta saja karena tempat tinggal anggota berpindah-pindah bahkan sampai ke luar Indonesia, tetap dikirimkan BERIFIL.

Uangnya tentu tidak sedikit? benar, uang itu diambil dari iuran anggota PFI Cabang jakarta, praktis tidak cukup dan pengurus menomboki, merogoh dari kantong sendiri dana untuk kesinambungan BERIFIL tersebut tanpa imbalan apa pun. Semua dilakukan dengan sukarela untuk kemajuan perfilatelian Indonesia.

Berapa nombok uang sendiri saat itu? Sebulan sekitar Rp.100.000,- tergantung dari berat atau tebal tipis buletin. Untung saja Pos Indonesia ikut membantu memberikan tarip kirim khusus seperti koran-koran lainnya. Jadi pengiriman buletin tidak gratis. Harga biaya kirim saja yang dibuat khusus sama seperti pengiriman koran atau majalah umumnya.

Tak lupa perlu diingat pula cukup banyak jasa Slamet Riyadi yang juga saat itu sebagai petugas Sekretariat PFI Cabang Jakarta ikut membantu kelancaran operasional BERIFIL khususnya pada saat penempelan nama si alamat, pemaketan dan pengiriman BERIFIL ke kantorpos.

Daftar anggota PFI Cabang jakarta yang sempat berantakan, sempat ditata bersama oleh Richard Susilo dan Slamet Riyadi sehingga anggota kembar (dulunya cukup banyak) menjadi hilang dan alamat lama terganti dengan yang baru setelah dikonfirmasi dan reregistrasi kepada para anggota masing-masing.

Penerbitan BERIFIL berlangsung terus hingga tahun 1993 saat terakhir Richard Susilo berada di Jakarta, Indonesia, kemudian hijrah ke Tokyo, Jepang sampai dengan saat ini.

Kiranya sejarah singkat ini bisa berguna sebagai catatan sejarah bagi kita bersama.

Richard Susilo