suratkabar.com

Japanese Yakimono
Bali Incense

Domain For Sale

suratkabar.com

News Indonesia SuratkabarCom

The Latest News.....

Prangko Tema Kepramukaan Banyak Peminatnya
19/09/2004 (21:00)

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Segera setelah penerbitan prangko pertama di dunia tahun 1840, orang mulai mengumpulkan prangko sebagai salah satu benda koleksi. Pada awalnya, desain prangko umumnya hanya berupa gambar wajah kepala negara. Prangko pertama di dunia yang terbit di Inggris tahun 1840 itu gambarnya adalah wajah Ratu Victoria dengan harga satuan (nominal) satu penny dan didominasi dengan warna hitam. Tak heran bila prangko itu belakangan lebih dikenal dengan nama Black Penny atau Penny Black.

Prangko dari Kerajaan Prancis juga bergambar kepala negara, yaitu Kaisar Napoleon III, lalu dari Italia adalah prangko Raja Victor Emmanuel II. Dari Spanyol ada prangko bergambar Ratu Isabella, dan dari Hawaii yang ditampilkan adalah Raja Kamehameha.

Lalu ketika Amerika Serikat mulai menerbitkan prangko, yang ditampilkan juga gambar wajah George Washington. Sementara di bumi Indonesia, prangko pertama yang terbit adalah tahun 1864, ketika masih bernama Hindia-Belanda, dan gambarnya adalah Raja Belanda, Willem III.

Belakangan, desain prangko tidak lagi dimonopoli oleh gambar-gambar wajah kepala negara saja. Prangko dengan gambar lambang negara, pemandangan alam, flora, dan fauna mulai diterbitkan. Semakin banyaknya ragam prangko yang terbit membuat semakin banyak juga orang yang mengumpulkannya. Mereka inilah yang disebut pengumpul prangko atau sering juga disebut sebagai filateli. Sedangkan hobi yang mereka lakukan adalah hobi mengumpulkan prangko atau hobi filateli, yang cakupannya selain mengumpulkan, juga merawat dan mempelajari prangko yang dimiliki.

Pada awal tahun 1900-an dan sesudahnya, desain prangko semakin banyak ragamnya. Ada yang menggambarkan sarana transportasi seperti kendaraan darat termasuk kereta api, kendaraan laut, pesawat dan balon udara, pahlawan perang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak desain prangko yang diterbitkan, ada prangko-prangko yang temanya adalah gerakan kepramukaan.

Sebagaimana kita ketahui, gerakan kepramukaan adalah suatu wadah pendidikan bagi anak-anak dan remaja di luar lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Kegiatannya yang diberikan dalam bentuk permainan yang mengandung unsur pendidikan, diutamakan dilakukan di luar ruangan. Selama dalam permainan itu, anak-anak dan remaja digabung dalam kelompok-kelompok kecil, yang bersaing secara sehat antara satu kelompok kecil dengan kelompok kecil lainnya.

Gerakan kepramukaan itu merupakan ide dari seorang jenderal dari Inggris yang bernama Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Dia adalah seorang pahlawan perang dalam pertempuran di Mafeking (sekarang bernama Mafikeng dan merupakan bagian dari negara Afrika Selatan) pada tahun 1900.

Setelah pensiun dari dinas militernya, Baden-Powell mulai memberi perhatian pada perkembangan jiwa anak-anak dan remaja yang saat itu bisa dibilang hampir tak ada kegiatan menarik yang mendidik. Maka setelah melalui sebuah perkemahan percobaan di Brownsea Island di dekat London, Inggris, pada tahun 1907, lahirlah gerakan kepramukaan yang kemudian berkembang di seluruh dunia.

Pada tahun 1900, untuk mengatasi habisnya stok prangko di kawasan Mafeking, maka diterbitkan dua prangko. Satu bergambar wajah Baden- Powell yang ketika itu berpangkat Kolonel, dan satu lagi bergambar seorang remaja pengirim surat dengan sepedanya. Remaja yang bernama Goodyear itu, merupakan salah satu dari kelompok kecil pertama yang dididik Baden-Powell dan kelak dijadikan salah satu sistem dalam gerakan kepramukaan. Kedua prangko itu dapat dikatakan sebagai dua prangko pertama yang dapat dikaitkan dengan tema gerakan kepramukaan, walaupun saat itu yang namanya gerakan kepramukaan belum lagi lahir.

Pada tahun 1918, saat berlangsungnya Perang Dunia I, diterbitkan pula prangko dengan tema gerakan kepramukaan di Ceko. Prangko itu ditempelkan pada surat-suratpos yang pengirimnya adalah para pramuka yang dengan sukarela menjadi pengganti pegawai kantor pos yang sebagian besar ikut berperang.

Sementara itu, dari sekitar tahun 1920 sampai 1923, juga terbit prangko dengan tema gerakan kepramukaan di Siam yang kini bernama Thailand. Ini sebenarnya prangko bergambar Raja Siam yaitu Vajiravudh atau Rama VI yang kemudian diberi cetakan di atasnya (cetakan tindih) dengan tulisan "Scout's Fund" (Dana Pramuka) dan gambar kepala harimau yang merupakan lambang pramuka Siam.

Bagi sebagian orang, prangko-prangko inilah yang dianggap sebagai cikal bakal koleksi prangko dengan tema gerakan kepra-mukaan. Memang, setelah tahun itu, penerbitan prangko-prangko dengan tema gerakan kepramukaan makin lama makin banyak. Tahun 1933 misalnya, Hungaria menerbitkan prangko Jambore Dunia yang diadakan di Godollo, Hungaria.

Lalu tahun 1937, dalam rangka memperingati Jambore Dunia yang diadakan di Vogelenzang, Belanda, dua negara menerbitkan prangko tema gerakan kepramukaan, yaitu Belanda yang satu serinya terdiri dari tiga prangko dan Hindia-Belanda yang kini bernama Indonesia, dengan satu seri terdiri dari dua prangko.

Dari data yang diperoleh, prangko dengan tema gerakan kepramukaan termasuk yang banyak peminatnya. Pada tahun 2003 misalnya, American Topical Association yang merupakan organisasi pengumpul prangko berdasarkan tema tertentu di Amerika Serikat, menempatkan prangko dengan tema gerakan kepramukaan di urutan ke-11 yang paling banyak peminatnya di seluruh dunia. Sebelumnya, dari tahun ke tahun, prangko dengan tema gerakan kepramukaan memang selalu masuk sebagai "20 besar" tema prangko yang paling disukai orang.

Demikian banyaknya peminat prangko dengan tema gerakan kepramukaan, menyebabkan kini timbul pula pemalsuan atau penerbitan prangko yang sebenarnya ilegal dan tidak sah menurut peraturan yang berlaku. Ada yang prangko dengan tema gerakan kepramukaan yang diterbitkan oleh negara yang sebenarnya tak ada organisasi kepramukaannya di negara itu. Ada lagi yang menerbitkan prangko bertema gerakan kepramukaan dengan harga satuan (nominal) yang amat tinggi. Lebih gawat lagi, ada semacam prangko bertema gerakan kepramukaan yang dengan nama negara yang sebenarnya tidak ada di dunia ini.

Jadi memang, disarankan berhati-hati dalam mengoleksi prangko. Bila perlu, tanyalah ke pihak-pihak yang lebih mengerti, seperti di Indonesia dapat ditanyakan ke Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia yang beralamat di Jalan Pos nomor 2, Jakarta 10710.

PEMBARUAN/BERTHOLD SINAULAN

Suara Pembaruan 19 September 2004

Last modified: 16/9/04


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2004 © SuratkabarCom Online